KULONPROGO. Permusuhan dua kelompok pelajar itu sudah turun-temurun. Berkali-kali dua kubu saling bertikai hanya karena merasa diejek atau terprovokasi. Dalam mediasi juga terungkap, pertikaian turun temurun dari para alumninya. Kejadian terakhir pada Kamis pekan kemarin keduanya nyaris terlibat tawuran. Kubu SMK Kelautan menyatakan hal itu dipicu kubu SMK Maarif yang menyakiti pelajar SMK Kelautan. Namun SMK Maarif I juga menyatakan hal sebaliknya.
Setelah berkali-kali dua kubu terlibat tawuran di waktu dan lokasi berbeda, Kapolres Kulonprogo, AKBP Yulianto, kemarin mengumpulkan mereka. Tidak hanya puluhan pelajar yang terlibat, para guru, camat dan kapolsek pun dilibatkan dalam pertemuan untuk mengurai permasalahan tersebut."Kami tidak ingin adik-adik terlibat masalah hukum. Kalian generasi penerus kami, tapi kalau saling pukul akan tetap saya proses," kata AKBP Yulianto yang di dampingi Wakapolres Kompol M Akbar Thamrin dan Kabag Ops Kompol Vero Aria. Kapolres juga mewanti-wanti, kesepakatan damai dua kubu harus dijalankan benar-benar. Jika hal serupa terjadi lagi, polisi tidak akan segan menindaknya.
Pelajar SMK Kelautan dan SMK Maarif I Wates Kulonprogo akhirnya menyatakan keikhlasannya untuk saling memaafkan. Kedua kubu juga berjanji tidak melanjutkan permusuhan yang selama ini terjadi turun-temurun. Sikap terbuka kedua kelompok pelajar itu dinyatakan saat mediasi konflik di Mapolres Kulonprogo Senin tanggal 10 November 2014. Melalui mediasi tersebut, rentetan pertikaian dan konflik turun temurun antara sekelompok pelajar SMK Maarif I Wates dan SMK Kelautan dipaksa berakhir.
"Ya saya ikhlas tidak akan melanjutkan masalah ini. Tidak akan mengulangi tawuran," ujar Febri, seorang pelajar SMK Kelautan. Sikap serupa akhirnya juga di nyatakan oleh mulut seorang perwakilan SMK Maarif I. Meski sampai akhir mediasi keduanya sama-sama tidak memahami akar permasalahannya dan sempat saling menuding, namun di hadapan Kapolres mereka terpaksa bersepakat untuk berdamai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar