Kulon Progo - Kericuhan mewarnai agenda rekonstruksi kasus pembunuhan Muhammad terhadap Adib Solekhan (18), warga Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah di areal pemakaman Gunung Satreyan, Pedukuhan Kenaran, Desa Banjarharjo, Kalibawang, Senin (2/6/2014). Rekan korban sempat emosi dan berusaha menghajar tersangka.
Proses rekontruksi tersebut awalnya berjalan lancar. Seusai adegan terakhir, para rekan dan kerabat korban terpancing emosinya. Mereka berusaha mengejar dan menghajar tersangka Madep Sapto Utomo (19). Para warga tersebut sudah terlihat emosi sejak awal rekonstruksi saat tersangka hadir di tempat tersebut dengan mencacinya.
Petugas yang berjaga pun berusaha menenangkan massa yang mulai ricuh dan sempat mengeluarkan tembakan peringatan. Lima orang pemuda yang diduga sebagai provokator kericuhan pun dibekuk petugas. Mereka sempat dibawa ke Mapolsek Kalibawang untuk dimintai keterangan sebelum kemudian dilepaskan.
Diungkapkan ibu korban, Khoiriyah (35), Adib anak yang pendiam dan tidak pernah keluar rumah saat malam hari. Dirinya tak habis pikir dengan kabar anak sulungnya terlibat adu balap motor dan kemudian ditemukan tewas dibunuh.
“Anak saya tidak pernah keluar rumah malam hari dan engga pernah balapan. Saya ragu kalau dia dibunuh karena dendam saat balap motor. Keluarga tidak berharap apa-apa selain pelaku dihukum mati,” ungkap dia.
Seperti diketahui, warga Ketunggeng, Dukun, Magelang itu ditemukan tewas dalam kondisi membusuk pada Minggu (27/4) lalu. Bagian mata serta mulutnya saat itu tertutup kain warna hitam. Di lehernya, terdapat luka terbuka yang sudah dikerumuni lalat. Terungkapnya identitas korban didapatkan setelah pihak keluarga berhasil mengidentifikasi jenazahnya.
Dari situ, petugas melakukan pengembangan di lapangan dan berhasil mengamankan tersangka.
tribunjogja.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar