KULONPROGO. Pada hari Rabu tanggal 04 November 2015 bertempat di masjid Ainnur Rohman diadakan pengajian siar Islam yang diikuti oleh anggota Polres, Polsek, PNS dan ibu Bhayangkari. Acara pengajian ini di awali dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Brigadir Susanto dilanjutkan sambutan Kapolres Kulonprogo yang di wakili oleh Kompol Wakidjan. Sedangkan tausiah disampaikan oleh Amrullah Akidhinda pengisi radio muslim Jogja.
Dalam tausiyahnya Ustad Amrullah menyampaikan setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang pasti mempunyai motivasi atau niat. Hal ini pernah ditegaskan oleh Rasulullah, ketika seorang sahabatnya ikut berhijrah dari Makkah ke Madinah. Beliau berkata : setiap pekerjaan haruslah di dahului dengan niat, maka siapa saja yang hijrah didorong oleh niat semata-mata karena Allah, hijrahnya akan dinilai demikian. Akan tetapi siapa saja yang niatnya hanya didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan duniawi atau karena ingin mengawini seseorang, maka hijrahnya juga dinilai sesuai dengan tujuan tersebut.
Ketika Nabi berhijrah bersama-sama sahabatnya, motivasi utama yang memicu dan mendorong mereka adalah karena ingin memperoleh ridha Allah. Menjelang hijrah kaum muslimin berada pada posisi yang lemah dan teraniaya, namun karena keyakinan yang amat dalam bahwa Allah akan menolong dan membantu mereka, maka tak pernah sirna dalam sanubari mereka bahwa pertolongan Allah pasti akan datang, dan mareka pasti akan memperoleh kemenangan. Hal ini disebabkan oleh karena tebalnya iman yang mereka miliki. Berhijrah bagi mereka adalah sama halnya dengan berpindah dari suatu keadaan kepada keadaan yang lebih baik. Masa depan yang gemilang terbayang-bayang di rongga mata, kehidupan yang lebih baik, damai dan sejahtera telah menunggu mereka.
Jadi hijrah tersebut dapat kita maknai dengan “berpindah dari suatu keadaan/situasi kepada keadaan/situasi yang lebih baik, situasi yang lebih menguntungkan, situasi yang lebih kondusif untuk memaksimalisir pendayagunaan segala potensi diri yang kita miliki, mendayagunakan umur yang masih tersisa, mendayagunakan harta yang kita miliki, mendayagunakan ilmu serta ketrampilan yang kita kuasai, sehingga hidup dan kehidupan kita lebih bermakna dari hari-hari sebelumnya.
Peristiwa lain yang menarik dari hijrah Rasulullah adalah, ketika beliau akan beranghkat ke Madinah beliau memesan keponakannya Ali bin Abi Thalib agar tidur di tempat pembaringan beliau, dan berselimut dengan selimut beliau. Hal demikian beliau lakukan adalah untuk mengelabui kaum musyrik Makkah. Ali pada hakikatnya mempertaruhkan jiwa raganya demi membela agama Allah. Disini sekali lagi kita hendak memetik pelajaran dari peristiwa ini,
Hidup dalam pandangan agama adalah kesinambungan antara dunia dan akhirat dalam keadaan berbahagia, kesinambungan yang melampaui usia dunia ini. Sehingga dengan demikian, tiadalah akan bermakna hidup seseorang manakala ia tidak menyadari bahwa ia mempunyai kewajiban-kewajiban yang lebih besar dan yang melebihi kewajiban-kewajibannya hari ini. Setiap orang beriman wajib mempercayai dan menyadari bahwa di samping wujudnya masa kini, masih ada lagi wujud yang lebih kekal dan dapat menjadi lebih jauh dan lebih indah daripada kehidupan dunia ini. Oleh sebab itu marilah segala potensi dan kemampuan yang kita miliki kita daya gunakan semaksimal mungkin, agar hidup dan kehidupan kita akan lebih bermakna, dan kita di akhirat kelak akan beroleh kebahagiaan yang lebih hakiki, dan lebih permanen. Kita berdoa kepada Allah kiranya Allah akan memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap beramal dan mengabdi kepada-Nya, sehingga kita akan memperoleh Rida-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar