KULON PROGO. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku akan turun tangan untuk menyelesaikan alotnya kesepakatan antara PT Angkasa Pura (AP I) dan PT Jogja Magasa Iron (JMI) terkait lokasi bandara internasional di Temon, Kulonprogo.
“Belum ada perkembangan. Selasa [4/3/2014] malam [hari ini] ketemu dengan AP [Angkasa Pura] di Jakarta,” ungkap Sultan di Komplek Perkantoran Pemerintah Daerah DIY, Senin (3/3/2014).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, izin penetapan lokasi (IPL) dari gubernur yang juga sebagai penentu pembebasan lahan belum juga dapat diterbitkan, karena lokasi areal bandara belum ditentukan secara pasti.
Pada pertemuan antara PT AP I dan PT JMI, 16 Januari lalu, menurut Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi DIY Budi Antono, memunculkan beberapa usulan. Salah satunya, agar PT AP dan JMI mau sama- sama mundur dari desain awal.
PT JMI telah memundurkan lokasi pabrik sejauh 1,5 kilometer ke timur, sedangkan calon Bandara juga mundur 500 meter. Ini agar antara bandara dan pabrik memiliki jarak yang idel tiga kilometer. Cuma, PT AP sulit memenuhi desakan PT JMI karena ketika mundur bandara akan berhimpitan dengan Sungai Bogowonto, sehingga menyulitkan pemasangan alat navigasi.
Sultan mengaku belum bisa memberikan usulan untuk mempercepat realisasi pembangunan fisik mengingat PT AP menarget bandara sudah beroperasional pada 2017. “Saya harus mendengar aspirasinya dulu,” tuturnya.
Selain PT AP, pertemuan di Jakarta itu menurut Sultan juga menghadirkan PT JMI. Direktorat Jendral Perhubungan Udara akan memfasilitasinya.
harianjogja.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar