KULON PROGO. Erupsi Gunung Kelud yang menyebabkan hujan debu berdampak lumpuhmya roda perekonomian dan pemerintahan di Kulonprogo. Para pegawai pemerintahan dan swasta diduga banyak yang tidak 'ngantor'. Demi kesehatan dan keamanan siswa para pengelola sekolah mengambil kebijakan meliburkan anak didik mereka.
Sementara pemilik toko dan warung memilih menutup usaha mereka guna menghindari debu agar barang dagangan tidak kotor."Karena tidak ada pembeli, pegawai saya suruh pulang dan toko saya tutup," kata Sardi (58) pemilik salah satu toko Kelontong di Kompleks Ruko Gawok, Wates, Jumat (14/1/2014).
Menurutnya, hujan debu tidak sekadar menyebabkan berkurangnya jumlah omset penjualan. Tapi lebih dari itu masyarakat konsumen memang tidak ada yang berbelanja. "Bukan sekadar omset turun, tapi memang tidak ada pemasukan, karena tidak ada yang berbelanja," ujarnya.
Pantauan KRjogja.com sepanjang Jumat (14/2/2014) siang hingga malam, hujan debu di Kulonprogo khususnya di wilayah Kecamatan Wates memang tergolong dahsyat. Saking tingginya volume debu suasana lingkungan nampak berkabut tebal. Terbatasnya masker menyebabkan banyak warga menggunakan alat seadanya termasuk sapu tangan untuk menutup hidung dan mulut mereka sebagai upaya menghindari agar tidak terserang penyakit pernafasan atau ispa, akibat menghirup debu dari erupsi Gunung Kelud.
krjogja.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar