RUNNING TEXT



widgets

Selasa, 12 November 2013

Warga Pesisir Tetap Tolak Bandara!


KULONPROGO - Sekretaris Daerah (Sekda) Kulonprogo Ir RM Astungkoro memilih tidak meneruskan penjelasan tentang rencana pembangunan bandara internasional di wilayah pesisir selatan Kecamatan Temon sebagai pengganti Bandara Adisucjipto. Karena ratusan warga setempat yang tergabung dalam Paguyuban Wahana Tri Tunggal (WTT) tidak mau mendengar presentasi yang disampaikannya.

"Bapak dan ibu mau mendengarkan tidak penjelasan saya?. Karena panjenengan tidak mau mendengarkan saya maka saya akan menampung aspirasi warga untuk bahan rapat dengan Pemerintah DIY dan Pusat serta PT Angkasa Pura," katanya sambil menyerahkan 'mic' kepada Sekdes Glagah Supriyanto saat presentasi rencana pembangunan bandara di Balai Desa Glagah, Temon, Senin (11/11/2013).


Diawal pertemuan warga masih serius mendengar penjelasan Sekda. Tapi begitu menyampaikan maksud dan tujuan bandara dibangun, warga langsung memotong, mereka tidak butuh penjelasan tersebut. "Kami tidak mau mendengar penjelasan bapak. Kami ke sini hanya ingin menyampaikan menolak bandara di wilayah kami," teriak salah satu warga dari barisan belakang.


Menurut Astungkoro, karena penggunaan bandara Adisutjipto saat ini bersama dengan TNI AU sehingga terjadi limitasi dalam penerbangan komersial. Selain itu 'run way' sepanjang 2.250 meter tidak bisa diperpanjang lagi karena ada jembatan layang Janti dan sungai di sisi barat dan Gunung Boko di sisi timur. 

Masalah lain terminal eksisting hanya mampu menampung 1,2 juta pax/tahun sementara trafik 2012 sudah mencapai 4,5 juta pax/tahun. "Karena berbagai alasan tersebut maka pemerintah pusat berencana membangun bandara baru di Kulonprogo sebagai pengganti bandara Adisutjipto," tegasnya.
Menyinggung manfaat bandara, Sekda mengatakan akan menjadikan DIY sebagai pintu gerbang internasional ketiga setelah Bandara Soekarno Hatta dan Ngurah Rai Bali. Meningkatkan kualitas layanan mode transportasi kepada pengguna jasa layanan transportasi khususnya masyarakat DIY dan sekitarnya. Mempercepat arus lalu lintas manusia, barang dan jasa. 

"Dengan adanya bandara tentu bisa meningkatkan PAD melalui sektor pariwisata dan perdagangan. Meningkatkan perekonomian di DIY dan sekitarnya, meningkatan penyerapan tenaga kerja dan pemerataan penyebaran bidang-bidang jasa, usaha dan perdagangan," terangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar