KULONPROGO - Ratusan warga pesisir yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) kembali mendatangi Balai Desa Glagah, Selasa (10/12/2013).
Untuk pertama kalinya setelah penetapan izin penetapan lokasi (IPL) bandara, mereka kembali menuntut pembatalan pembangunan bandara di Kecamatan Temon.
Menurut informasi yang mereka peroleh, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo akan hadir di Balai Desa Glagah, akan tetapi mereka hanya ditemui Kepala Desa Glagah yang baru saja dilantik 24 November 2013, Agus Parmono.
Sarijo, salah satu anggota WTT, menuturkan, dari informasi yang diperoleh, Bupati Kulonprogo akan hadir dalam dialog di Balai Desa Glagah, namun hal itu tidak terjadi dan warga menjadi kecewa.
“Kalau seperti ini terus kami yang akan datang ke kabupaten,” ujarnya.
Ia menekankan, warga WTT masih tetap pada pendirian semula, yakni menolak pembangunan bandara di wilayah tempat tinggal mereka.
Suyanto, warga yang lain, mengungkapkan ketidakrelaannya jika rumahnya harus digusur untuk pembangunan bandara.
Ia bercerita, saat menonton berita di televisi yang berisi tentang penggusuran rumah warga karena pembangunan bandara di Nias, sang anak bertanya padanya, apakah mereka akan bernasib sama dengan berita di televisi.
“Saya jawab dengan tegas, tidak jadi ada bandara di Temon karena kepala desa sudah yang baru,” tukasnya.
Ia percaya Agus, sebagai kepala Desa Glagah terpilih, akan mendukung serta berpihak pada masyarakat.
Kepala Desa Glagah, Agus Parmono, menegaskan, tidak akan menyengsarakan warga dan sedapat mungkin memberikan kehidupan yang lebih baik.
“Saya sebisa mungkin akan memberikan hidup yang sejahtera bahkan lebih sejahtera ketimbang saat ini,” katanya.
Ia menambahkan, selain tanah kas desa seluas 36 hektar yang digunakan untuk merelokasi 206 KK, pemerintah juga berjanji akan mengupayakan agar warga tidak kehilangan lahan pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar