RUNNING TEXT



widgets

Rabu, 15 Januari 2014

Anggota Dewan Desak Pembakaran Rumah Perades Diusut


gambar ilustrasi

KULON PROGO. Dua anggota DPRD Kulonprogo mendesak petugas Polres setempat mengungkap dugaan kasus teror pembakaran teras rumah milik salah satu perangkat desa (Perades) Karangwuni Kecamatan Wates, pada Jumat (3/1) dini hari silam. Peristiwa pembakaran hampir menewaskan Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU)  Kulonprogo Minem Asrofah yang sedang tidur di rumah korban.


"Aparat keamanan memang harus mengungkap kasus tersebut, apalagi pasca kejadian masyarakat Karangwuni merasa tidak aman dan nyaman, sehingga sempat memberlakukan Siaga Satu untuk menjaga segala kemungkinan terulangnya peristiwa teror oleh pihak yang tidak bertanggungjawab," kata anggota Komisi IV DPRD setempat yang juga warga Karangwuni, Akhid Nuryati, Selasa (14/1).



Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPRD Kulonprogo Soleh Wibowo. "Mengingat korban sudah melapor secara resmi ke aparat Kepolisian, kalau tidak salah ke Polsek Wates, tentu masyarakat menunggu hasil perkembangan penanganan kasus pembakaran tersebut," jelasnya.



Akhid Nuryati memastikan peristiwa di Karangwuni bukan kebakaran tapi murni tindakan kriminal pembakaran yang dilakukan pihak tidak bertanggungjawab. "Tindakan teror telah menimbulkan keresahan masyarakat sehingga selalu merasa tidak aman," ujarnya.
Lebih lanjut Akhid Nuryati mengatakan, sehari pasca dugaan pembakaran rumah milik salah satu Perades Karangwuni, peristiwa teror kembali terjadi, tepatnya Minggu (5/1). "Sejumlah orang dengan mengenakan seragam salah satu Ormas Kepemudaan masuk dan meneror keamanan di pilot plant penambangan pasir besi milik PT Jogja Magaza Iron (JMI)," katanya.



Menanggapi peristiwa penyerbuan di pilot plant pasir besi, Ketua MPC Pemuda Pancasila Kulonprogo Pancar Topo Driyo menegaskan, pihaknya tidak tahu menahu kejadian tersebut dan diluar tanggungjawab dirinya sebagai pimpinan PP. "Kalau memang ada penyerbuan oleh sekelompok orang dengan mengenakan seragam PP, saya pastikan itu diluar sepengetahuan kami sebagai pimpinan dan murni tanggungjawab mereka secara pribadi. Organisasi tidak ikut bertanggungjawab terhadap tindakan pelanggaran hukum yang mereka lakukan," tegasnya.



Meski menyerahkan penanganan kasusnya kepada pihak Kepolisian, tapi Pancar tetap mengimbau semua pihak untuk mengedepankan sikap objektif dan praduga tak bersalah. "Karena mungkin saja para pelakunya bukan anggota kami tapi mengenakan seragam PP. Prinsipnya kami mendukung penanganan kasus tersebut diserahkan ke aparat Kepolisian sampai tuntas," ujarnya.



Hingga saat ini belum diketahui latar belakang pemicu terjadinya dugaan pembakaran rumah dan penyerbuan pilot plant pasir besi di Karangwuni.


krjogja.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar